Halaman

Sabtu, 17 November 2012

Tidak Akan Ada Prestasi Jika Seperti ini

Siang tadi hujan turun mambasahi kota Kediri, sampai tiba jam pulang kerja hujan belum juga reda, hampir kurang lebih 1 jam aku menunggu sampai hujan berhenti. Sambil terburu-buru aku bergegas mengendarai sepada motorku untuk ikut rapat atau bahasa santainya kumpul-kumpul atau bisa juga rembukan bersama pengurus sepak bola di kota Kediri.

Setelah tiba di kantor sekretariat tim Persik suasana masih sepi, aku berfikir karena hujan jadi pada telat datangnya atau jangan-jangan malah ditunda nich acaranya. Waktu menunjukan pukul 15.00 WIB tapi belum juga ada yang nongol, akhirnya bersama beberapa teman yang ada kita ngobrol-ngobrol di ruang tengah sambil ngomongin seputar sepak bola di kota Kediri dan sepak bola dalam negeri kita tercinta ini.

Karena sudah sore dan cuaca juga masih mendung, akhirnya kita semua buyaran untuk go home ke rumah masing-masing, dari apa yang aku baca-baca lewat media cetak dan berita dari televisi tentang sepak bola di Indonesia ini rasanya jadi ikutan geram juga, dan muncul pertanyaan di dalam benak saya. Kenapa Timnas Indonesia sulit sekali untuk mengukir sebuah prestasi atau meraih juara di turnamen level Asia saja? dan lagi diperparah dengan perang saudara ditubuh petinggi pengurus sepak bola Nasional, antara PSSI melawan KPSI.

Padahal kalau menurutku perang saudara jauh lebih berbahaya, PSSI vs KPSI siapa kira-kira yang akan jadi pemenang? Jawabannya sudah pasti Timnas negara lain, bukan Timnas Indonesia. Yang jelas itu semua hanya ego masing-masing pihak yang ingin berkuasa atas nama kelompok, tidak untuk bangsa dan negara.

Seperti tidak akan pernah ada habisnya permasalahan pada Timnas kita ini, seharusnya dari masing-masing individu bisa sadar dan tahu akan pentingnya sebuah persatuan dan satu tujuan Timnas Indonesia, yaitu semakin lebih baik dan bisa mendulang sebuah prestasi yang membagakan untuk negara kita tercinta ini. Jangan hanya demi uang, demi jabatan, atau kepentingan masing-masing kelompok yang pada akhirnya Timnas Nasional dijadikan korban, apalagi demi kepentingan politik. Akan tetapi kenyataannya bisa seperti itu.

Turnamen dua tahunan yaitu Piala AFF sudah didepan mata, sementara kekacauan sepak bola kita terus mengiringi persiapan Timnas Indonesia, apakah Timnas kita masih bisa dibanggakan seperti dua tahun lalu? walau hanya bisa meraih runner-up setelah kalah secara agregat dengan Malaysia, atau malah jadi bulan-bulanan pada Piala AFF 2012 ini. Semoga saja nasib Timnas Italia saat juara Piala Dunia 2006 bisa tertular pada Timnas kita ini, dengan banyak permasalahan pada intern sepak bola negara pizza itu, Italia mampu menjadi juara World Cup 2006.

"Success is always for the Indonesian national team, Not To PSSI or KPSI"