Cokelat, bunga mawar, dan pita warna merah selalu ramai terjual bagai jamur di musim penghujan. Ya, para kawula muda terbiasa menyebutnya Valentine Day, dalam bahasa Indonesia yang berarti hari kasih sayang. Tapi apa benar ya kasih sayang dalam bahasa Inggris adalah Valentine? Tidak terlalu penting bro!! Yang penting kasih dan sayangnya. Kepada siapa bro? Kepada pacar lah bro alias pujaan hati tercinta.
Sebelumnya pernah tahu apa tidak asal usul atau sejarah Valentine Day? Atau hanya ikut-ikutan saja, supaya tidak dikatakan tidak laku? Memangnya jualan? Atau supaya tidak dikatakan ketinggalan jaman? Apa pun alasannya kalau menurut saya tidak usah ikut-ikutan dan seharusnya memang tidak ikut merayakannya, terlebih kalau kalian itu muslim. Karena Valentine Day itu pelaku sejarahnya sudah pasti bukan orang muslim, bisa dilihat dari namanya Valentine.
Asal usul Valentine Day sendiri kalau tidak salah berasal dari Eropa, kalau tidak Romawi mungkin Yunani. Kisah seseorang yang bernama Santo Valentine yang berhasil mempertahankan keyakinan tentang cinta dan kasih sayang hingga ajalnya tiba, seperti itu lah cerita super singkatnya. Jika masih penasaran dan ingin tahu lebih jelasnya coba tanya ke teman atau siapa saja yang merayakannya, seharusnya tahu asal usul Valentine Day.
Ini hanya secarik pesan singkat saja kepada saudaraku se-iman, sebaiknya tidak perlu untuk ikut merayakan Valentine Day. Tidak ada jaminan jika menyatakan cinta kepada pujaan hati ketika Valentine Day pasti diterima. Kalau pun diterima juga tidak harus hari itu, kalau memang suka pasti diterima. Bisa-bisa kalau cinta ente tidak diterima di waktu Valentine Day ente bunuh diri, bikin repot semua orang kan, mulai orang tua, belum lagi kalau ente jadi hantu, bikin resah masyarakat.
Jadi kembali lagi kepada diri kita masing-masing, tidak ada paksaan, hanya mengingatkan.